Selasa, 30 November 2010

My Lebaran's Holiday

Pada Idul fitri 1431 H yang jatuh pada bulan September 2010 lalu, Saya dan keluarga mudik ke tempat kakek nenek dari ibuku, 2 hari menjelang lebaran. Tak jauh-jauh karena kakek nenekku tinggal di kota Bogor. Jadi judulnya Saya pulang kota bukan pulang kampung. Bila sebagian orang harus bermacet-macet saat mudik, yang saya alami adalah sebaliknya, karena Saya melawan arus. Perjalanan ke Bogor sangat lancar bahkan lengang.

2 Hari Saya menunaikan sisa ibadah puasa di Bogor terasa tanpa beban, karena udara sejuk Bogor membuat nyaman. Biasanya saya kepanasan di rumah saya di Cikarang atau di sekolah. Tetapi agak bete, karena di rumah kakek Saya berkumpul sepupu-sepupu saya yang semuanya perempuan. Cucu laki-laki kakekku memang hanya Saya.

Lebaran tiba, jam 6 pagi Kami menjalankan ibadah Sholat Ied di Lapangan Kantor Percobaan Padi Muara Bogor. Cukup banyak jemaahnya karena banyak pemudik yang datang ke tempat itu. Setelah Sholat Ied kami saling bermaaf-maafan dan menyantap hidangan lebaran buatan nenek. Setelah itu saling bersilaturahmi. Alhamdulillah angpaw dari kakek nenek, ibu bapak, om dan tante bisa kutabung untuk membeli hp baru, pengganti hpku yang hilang sebelum puasa.

Lebaran kedua, Kami sekeluarga mengunjungi nenek dari ayahku di Tambelang Bekasi. Kakek dari ayahku memang telah tiada 7 tahun yang lalu. Di sana telah berkumpul saudara-saudara dari ayahku. Kami kemudian berziarah ke makam kakek dan bude ku, kemudian dilanjutkan dengan silaturahmi. Bosan dengan hidangan lebaran, tanteku membuat nasi uduk betawi dan usus goreng yang terasa berbeda dari hidangan ketupat yang biasa kami santap saat lebaran.

Hari ketiga kami kembali ke Bogor, untuk berziarah ke makan kakek nenek buyutku. Kami memang selalu menghindari berziarah tepat di hari lebaran karena lalu lintas yang harus kami lalui merupakan arus padat yang selalu macet saat lebaran. Menjelang sore kami hanya beristirahat di rumah kakek, sambil sekali-kali menyambut tamu yang datang, karena esok hari kami akan melakukan perjalanan ke Bandung.

Hari ke Empat, pagi-pagi sekali kami berangkat ke Bandung. Alhamdulillah perjalanan lewat puncak sangat lancar, sehingga Saya dapat menikmati suasana puncak yang sejuk. Agak bosan juga saat harus melalui jalur gunung kapur padalarang, terbayang bagaimana teman-teman yang harus bosan dalam perjalanan menuju tempat-tempat mudik yang jauh. Sampai di Bandung kami mengunjungi keluarga buyutku di Cikutra Bandung, mereka sudah sangat tua-tua, bahkan Saya kurang mengenalnya. Setelah itu Kami menuju keluarga kakekku di Ujungberung, inilah tempat yang rutin kami kunjungi setiap idul fitri. Pulang dari Ujungberung, kami berjalan-jalan di kota Bandung, tempat ayah dan ibuku sekolah dulu. Pulang kembali menuju Bogor, alhamdulillah kami juga tidak mengalami kemacetan sama sekali.

Hari kelima kami benar-benar bebas beristirahat di Bogor. Sementara ibuku dan saudara-saudaranya sibuk memasak untuk acara halal bihalal keluarga esok harinya.. Saya bebas bermain game sementara adik dan sepupu-sepupu bermain mainan perempuan.

Hari ke enam semua sibuk, karena hari itu akan ada halal bihalal, semua sanak saudara dari nenekku berkumpul. Ini acara rutin tahunan, karena kebetulan nenek kakekku merupakan saudara tertua. Cukup banyak yang datang termasuk anak-anak kecil, hanya saja karena Saya cucu terbesar maka tak ada yang sepantaran denganku. Yang penting hari itu Sayang puas makan enak.

Hari ke tujuh, setelah puas di Bogor, kami sekeluarga kembali ke Cikarang untuk beristirahat, karena liburan akan usai dan harus kembali bersiap-siap sekolah. Alhamdulillah selama bermudik ria, tidak kami temui yang namanya macet. Yang tersisa hanya capek.

Senin, 29 November 2010

Profil Wirausahawan Terdekat

Bapak Cobrih Hendrayana dilahirkan di Bekasi pada tanggal 13 Nopember 1968, dibesarkan dari keluarga petani di Tambelang Bekasi. Sekarang Beliau berdomisili di Jalan Kancil VII/E.130 Kota Jababeka Cikarang Bekasi, telah menikah dan dikarunia dua orang anak remaja.

Besar dari lingkungan pertanian, beliau menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pertama di Bekasi. Kemudian dilanjutkan ke SPP-SPMA Negeri Bogor lulus tahun 1987. Pendidikan dilanjutkan ke Fakultas Pertanian Jurusan Agronomi UNINUS Bandung lulus 1992. Saat ini Beliau aktif sebagai sekretaris dalam kepengurusan GP Jamu DKI Jakarta (Gabungan pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia Wilayah DKI Jakarta).

Setelah lulus kuliah beliau sempat bekerja selama 4 tahun di perkebunan tebu di Kotabumi Lampung Utara, kemudian di Perusahaan Sarang Burung Walet di Jakarta selama 3 tahun dan perusahaan Herbal di Jababeka Cikarang selama 5 tahun. Sejak tahun 2002 hingga sekarang beliau bekerja di perusahaan Herbal PT. Alomampa Persada Tambun Bekasi.

Disamping bekerja sebagai karyawan Beliau mengembangkan wirausaha BIORADIX sejak tahun 2006 di Cikarang. Beliau mencoba mengembangkan usaha sendiri bidang herbal, dengan spesialisasi minuman herbal instan murni tanpa bahan kimia 100%. Produk yang beliau kembangkan adalah Minuman BerPletok Instan, Sarilaga Instan, Sarilaga Instan Plus, Kopi Herbal , Sari Kurma Instan dan lain-lain. Sedangkan yang merupakan produk unggulan adalah Berpletok Instan dan Sarilaga Instan. Pemasaran dilakukan melalui klinik-klinik herbal dan toko oleh-oleh di sekitar Jabodetabek dan Bandung.

how to expand your leadership skills?

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MEMIMPIN

Diperlukan Patokan

Dikatakan bahwa seorang pemimpin belajar menjadi pemimpin. Artinya, seseorang harus diberi waktu agar ia bisa menjadi pemimpin. Sebelumnya, sebuah divisi harus memiliki rencana untuk menemukan prospek yang terbaik. Pemilihan acak jarang memberi hasil yang terbaik karena jika seseorang memang tidak berpotensi, tentu akan sia-sia. Prospek itu harus menunjukkan perilaku positif terhadap organisasi dan memberikan bukti yang kuat bahwa ia akan mampu untuk belajar hal baru yang memerlukan keterampilan yang lebih. Pengenalan kemampuan kepemimpinan itu penting.

Hal lain yang harus dilihat adalah karakter. Etika yang diperlihatkan seseorang adalah ukuran yang baik untuk menilai karakter seseorang. Karakter meliputi kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat, untuk mengetahui apakah sebuah tindakan itu benar secara moral atau tidak.

Kepribadian juga penting. Seseorang yang dicari untuk memimpin harus sanggup untuk bergaul dengan orang lain dan bersedia bekerja sama.

Diperlukan Ujian

Pada awalnya, orang yang berpotensi harus disaring melalui tes intelektual dan psikologi. Banyak organisasi Kristen menggunakannya dan hasilnya pun baik. Contohnya, banyak denominasi dan organisasi misi di Amerika memberikan tes psikologi pada calon misionaris mereka. Semua beban yang harus ditanggung orang Amerika saat mereka berangkat ke ladang misi -- standar hidup yang lebih rendah daripada yang biasa mereka miliki, perpisahan dengan keluarga, beban keuangan, belajar tradisi dan bahasa baru -- mendorong mereka untuk memerlukan seseorang yang memiliki kualitas kerohanian yang baik. Hampir semua orang mengalami "culture shock". Statistik menunjukkan, sedikit dari yang lolos ujian psikologi yang kembali ke rumah


Percobaan

Kerja magang adalah metode yang dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan dengan mudah. Metode ini sering digunakan di toko besar, bank, dan organisasi industri; gereja menganggap metode ini sebagai metode yang baik sekali untuk mendapatkan seorang pemimpin. Metode ini memerlukan pengetahuan akan sejarah dan misi organisasi. Setelah itu, ada percobaan selama beberapa waktu. Jika ia menjalaninya dengan baik, ia akan naik tingkat saat ada peluang.


Mengukur Perkembangan

Perkembangan itu penting dan perkembangan itu harus diukur. Jika pemimpin potensial tidak belajar menggunakan materi yang diajarkan pada mereka dengan efektif, program pelatihan harus direvisi

leadership in moslem?

kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang sehingga ia memperoleh rasa hormat (respect), pengakuan (recognition), kepercayaan (trust), ketaatan (obedience), dan kesetiaan (loyalty) untuk memimpin kelompoknya dalam kehidupan bersama menuju cita-cita.

Dalam Islam karena kepemimpinan erat kaitannya dengan pencapaian cita-cita maka kepemimpinan itu harus ada dalam tangan seorang pemimpin yang beriman. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 28 :
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).”

Untuk dapat menghasilkan pemimpin yang dapat memikul amanah yang dipercayakan kepadanya, menurut Imam Al-Mawardi dalam kitabnya, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, diperlukan seseorang yang kokoh iman dan takwanya, mulia akhlaknya, mampu bersikap adil dan jujur, berilmu dan cerdas (fathonah), berkompeten, konsekuen memikul tanggung jawab (amanah), sehat jasmani dan rohani, memiliki keberanian menegakkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar. Syarat terakhir yaitu keberanian karena tanpa keberanian, segala sifat-sifat terdahulu tidak akan dapat dijalankan secara efektif.
Tentang hadits yang terkait dengan kepemimpinan, Rasulullah SAW pernah bersabda : “Orang yang bakal paling dikasihi oleh Allah dan yang paling dekat di sisi-Nya kelak pada hari berhisab ialah pemimpin yang adil, dan orang yang bakal paling dibenci Allah pada hari berhisab dan bakal menerima siksa azab yang sangat pedih adalah para pemimpin yang dzalim.” (HR Tirmidzi).




Dan Allah telah berfirman ::


“ Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ... “ (Q.S. Al Baqarah 2: 30)

kepemimpinan dalam tinjauan sejarah

Kepemimpinan dalam Tinjauan Sejarah
Sesungguhnya perjalanan teori kepemimpinan sudah berjalan ribuan abad yang lampau. Sejak manusia hidup dalam kelompok, kepemimpinan ditentukan oleh kekuatan. Orang yang memiliki ukuran badan yang besar, kuat dan dapat memperoleh dukungan dari yang lain diangkat menjadi pemimpin.
Kemudian muncullah teori baru bahwa kepemimpinan harus dilengkapi dengan penguasaan atas berbagai persenjataan, misalnya seorang pemimpin selain kuat harus juga mahir menggunakan berbagai senjata dan mampu membidik sasaran dengan tepat.
Berabad-abad kemudian muncullah teori baru bahwa seorang pemimpin akan melahirkan pemimpin pula. Untuk mengesahkan teori ini mereka membentuk kepercayaan atau opini masyarakat bahwa ada orang tertentu yang dilahirkan sebagai raja penerus kepemimpinan. Apabila sang anak mampu mengelola kerajaannya dengan sukses, ia pun akan membentuk suatu dinasti kepemimpinan secara turun menurun.
Beberapa waktu kemudian muncullah teori baru bahwa seorang pemimpin itu harus dibentuk bukan dilahirkan begitu saja. Karena itu seorang pemimpin akan mangajari calon penggantinya berbagai cara memimpin. Misalnya sang calon harus mahir cara berjalan, cara berbicara dan cara mengambil keputusan pendahulunya. Ternyata teori ini menemukan hambatan karena masalah yang dihadapi si calon berbeda dengan masalah yang dihadapi pendahulunya.
Lalu muncullah teori baru, seseorang yang telah memperlihatkan sikap kepemimpinan yang sukses dalam suatu bidang diminta memimpin dalam bidang lainnya. Misalnya seorang jenderal diminta menjadi direktur perusahaan computer. Ternyata sejarah memperlihatkan bahwa metode identifikasi kepemimpinan ini tidak membawa kesuksesan.
Kini, sejumlah besar pakar di bidang kepemimpinan percaya bahwa seorang tak akan pernah mampu memimpin sepanjang masa. Demikian juga halnya seorang pemimpin tak pernah menghasilkan kesuksesan jika ia mengadakan pendekatan yang sama dalam berbagai situasi. Karena itu dibuutuhkan kepemimpinan situasional yaitu kepemimpinan yang harus berusaha sesuai dengan perubahan situasi.
Pemimpin yang baik adalah mereka yang mengetahui kapan harus bersikap otoriter, demokratis, laissez faire. Ia juga tahu saat yang tepat untuk mendelegasikan wewenangnya. Selain itu mengetahui berbagai cara untuk meraih tujuan bersama.
Semua ini membutuhkan pribadi yang tegar, mampu berkomunikasi dan berhubungan dengan yang lain, ahli mempelajari berbagai metode, mampu mengelola dan mengambil keputusan serta menguasai berbagai teknik memimpin kelompok.

15 kata kata motivasi

1. Bruce lee said : “Defeat is not defeat unless accepted as a reality in your own mind”.

2. Joshepus Daniel said : “Defeat never comes to any man until he admits it”.

3. Ralph Waldo Emerson said : “Our greatest glory is not in never failing, but in rising up every time we fail”.

4. Napoleon Bonaparte said : “Edison failed 10, 000 times before he made the electric light. Do not be discouraged if you fail a few times.”.

AND OUR MOTIVATOR (MARIO TEGUH) SAID : 11.

5. Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu
ketepatan perjalanan kesuksesan anda

6. Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil

7. Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

8. Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan

9. Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan

10. Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu

11. Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru

12. Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah

13. Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda

14. Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani

15. Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

kewirausahaan

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.[rujukan?] Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.[rujukan?] Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.[rujukan?]

Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya (1). Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).[rujukan?] Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.[rujukan?] Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.[rujukan?] Berbeda dengan Cantillon, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.[rujukan?] Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.

Proses kewirausahaan

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi.[rujukan?] Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.[rujukan?] Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.[rujukan?] Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti ‘’locus of control’’, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang.[rujukan?] Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.[rujukan?]

Tahap-tahap kewirausahaan

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:

Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’ranchising’’.[rujukan?]Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.[rujukan?]

Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.[rujukan?]

Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.[rujukan?]

  • Tahap mengembangkan usaha

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.[rujukan?]

Faktor-faktor motivasi berwirausaha

Ciri-ciri wirausaha[1] yang berhasil:

  • Memiliki visi dan tujuan yang jelas.[rujukan?] Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.[rujukan?]
  • Inisiatif dan selalu proaktif.[rujukan?] Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.[rujukan?]
  • Berorientasi pada prestasi.[rujukan?] Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya.[rujukan?] Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama.[rujukan?] Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.[rujukan?]
  • Berani mengambil risiko.[rujukan?] Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.[rujukan?]
  • Kerja keras.[rujukan?] Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang.[rujukan?] Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.[rujukan?] Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya.[rujukan?] Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya.[rujukan?] Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.[rujukan?]
  • Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang.[rujukan?] Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.[rujukan?]
  • Komitmen pada berbagai pihak.[rujukan?]
  • Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.[rujukan?] Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.[rujukan?]

Sikap wirausaha

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

  • Disiplin

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.[rujukan?] Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.[rujukan?] Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.[rujukan?] Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.[rujukan?] Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.[rujukan?] Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.[rujukan?] Wirausahawan harus taat azas.[rujukan?] Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan.[rujukan?] Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.[rujukan?]

  • Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.[rujukan?] Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).[rujukan?] Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.[rujukan?] Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.[rujukan?]

  • Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.[rujukan?] Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.[rujukan?]Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.[rujukan?]

  • Kreatif dan Inovatif

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.[rujukan?] Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.[rujukan?] Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.[rujukan?] Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.[rujukan?]

  • Mandiri

Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.[rujukan?] Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.[rujukan?]Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.[rujukan?]

  • Realistis

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.[rujukan?]Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya.[rujukan?]Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.