Pada Idul fitri 1431 H yang jatuh pada bulan September 2010 lalu, Saya dan keluarga mudik ke tempat kakek nenek dari ibuku, 2 hari menjelang lebaran. Tak jauh-jauh karena kakek nenekku tinggal di kota Bogor. Jadi judulnya Saya pulang kota bukan pulang kampung. Bila sebagian orang harus bermacet-macet saat mudik, yang saya alami adalah sebaliknya, karena Saya melawan arus. Perjalanan ke Bogor sangat lancar bahkan lengang.
2 Hari Saya menunaikan sisa ibadah puasa di Bogor terasa tanpa beban, karena udara sejuk Bogor membuat nyaman. Biasanya saya kepanasan di rumah saya di Cikarang atau di sekolah. Tetapi agak bete, karena di rumah kakek Saya berkumpul sepupu-sepupu saya yang semuanya perempuan. Cucu laki-laki kakekku memang hanya Saya.
Lebaran tiba, jam 6 pagi Kami menjalankan ibadah Sholat Ied di Lapangan Kantor Percobaan Padi Muara Bogor. Cukup banyak jemaahnya karena banyak pemudik yang datang ke tempat itu. Setelah Sholat Ied kami saling bermaaf-maafan dan menyantap hidangan lebaran buatan nenek. Setelah itu saling bersilaturahmi. Alhamdulillah angpaw dari kakek nenek, ibu bapak, om dan tante bisa kutabung untuk membeli hp baru, pengganti hpku yang hilang sebelum puasa.
Lebaran kedua, Kami sekeluarga mengunjungi nenek dari ayahku di Tambelang Bekasi. Kakek dari ayahku memang telah tiada 7 tahun yang lalu. Di sana telah berkumpul saudara-saudara dari ayahku. Kami kemudian berziarah ke makam kakek dan bude ku, kemudian dilanjutkan dengan silaturahmi. Bosan dengan hidangan lebaran, tanteku membuat nasi uduk betawi dan usus goreng yang terasa berbeda dari hidangan ketupat yang biasa kami santap saat lebaran.
Hari ketiga kami kembali ke Bogor, untuk berziarah ke makan kakek nenek buyutku. Kami memang selalu menghindari berziarah tepat di hari lebaran karena lalu lintas yang harus kami lalui merupakan arus padat yang selalu macet saat lebaran. Menjelang sore kami hanya beristirahat di rumah kakek, sambil sekali-kali menyambut tamu yang datang, karena esok hari kami akan melakukan perjalanan ke Bandung.
Hari ke Empat, pagi-pagi sekali kami berangkat ke Bandung. Alhamdulillah perjalanan lewat puncak sangat lancar, sehingga Saya dapat menikmati suasana puncak yang sejuk. Agak bosan juga saat harus melalui jalur gunung kapur padalarang, terbayang bagaimana teman-teman yang harus bosan dalam perjalanan menuju tempat-tempat mudik yang jauh. Sampai di Bandung kami mengunjungi keluarga buyutku di Cikutra Bandung, mereka sudah sangat tua-tua, bahkan Saya kurang mengenalnya. Setelah itu Kami menuju keluarga kakekku di Ujungberung, inilah tempat yang rutin kami kunjungi setiap idul fitri. Pulang dari Ujungberung, kami berjalan-jalan di kota Bandung, tempat ayah dan ibuku sekolah dulu. Pulang kembali menuju Bogor, alhamdulillah kami juga tidak mengalami kemacetan sama sekali.
Hari kelima kami benar-benar bebas beristirahat di Bogor. Sementara ibuku dan saudara-saudaranya sibuk memasak untuk acara halal bihalal keluarga esok harinya.. Saya bebas bermain game sementara adik dan sepupu-sepupu bermain mainan perempuan.
Hari ke enam semua sibuk, karena hari itu akan ada halal bihalal, semua sanak saudara dari nenekku berkumpul. Ini acara rutin tahunan, karena kebetulan nenek kakekku merupakan saudara tertua. Cukup banyak yang datang termasuk anak-anak kecil, hanya saja karena Saya cucu terbesar maka tak ada yang sepantaran denganku. Yang penting hari itu Sayang puas makan enak.